Searching...
Rabu, 19 Oktober 2016

feature rumah tua haji yahya

10.01.00
Bangunan Tua Berjuta Cerita
Oleh : Fenny Dwi Yanti
Dibangun pada tahun 1887 rumah panggung 2 tingkat  yang terbuat dari kayu masih berdiri kokoh diantara bangunan-bangunan modern disekelilingnya. Bangunan tua ini bukan hanya sekedar bangunan tanpa cerita. Berjuta cerita tersimpan didalamnya. Bangunan yang bercat kan coklat dengan 2 jendela sebelah atas yang hanya berupa tiang-tiang kayu, dan ada 2 jendela didepan, 2 jedela disebelah kiri rumah, dan 1 jendela disebelah kanan rumah, yang saat itu terbuka lebar. Atap rumah ini bergayakan atap limas khas Riau.
Terlihat seorang wanita paruh baya sedang asyik menyapu halaman rumah.  Rumah yang saat ini tiang penyangga nya sudah diganti menjadi tiang semen,tidak lagi tiang kayu  seperti awal berdiri rumah tersebut, namun itu tidak mengurangi nilai aslinya. Ketika memasuki pintu masuk seketika terbawa pada suasana zaman dahulu, terlihat diruang depan 2 alat untuk menenun yang saat ini masih digunakan.  Rumah yang dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan logistic dan dijadikan sebagai dapur umum kini rumah ini sudah beralih fungsi menjadi sanggar tenun yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pekanbaru yang sudah menghasilkan banyak tenunan tradisional. Bergeser sedikit dari ruang  depan kita akan melihat seperti pembatas antara ruang depan dan ruang tengah yang menggunakan pintu yang bergaya persis seperti jendela rumah,dikedua sisi pada sekat itu terdapat lemari kaca yang berisikan hasil tenunan warga disanggar. Dan ketika memasuki ruang tengah pun kita bisa melihat 2 alat tenunan yang biasa digunakan warga disanggar ini. Pada ruang tengah ini disebelah kiri rumah terdapat 2 ruang kamar yang biasa digunakan oleh Haji Yahya. Seperti yang terlihat dari depan rumah ini bertingkat dua, tingkat kedua pada rumah ini dahulunya digunakan untuk kamar tamu, dan berdasarkan cerita tokoh masyarakat disekitar lantai atas dari rumah itu dahulunya ketika senja datang anak perempuan biasanya melihat suasana senja dari atas.
Suasana diruang itu terlihat sepi,tidak ada terlihat kegiatan menenun yang mereka lakukan, karna kegiatan menenun biasanya dilakukan sekitar pukul 10.00 dan saat kami menghampiri rumah tenun itu masih pagi sekitar pukul 08.00.
Warga-warga menyebut rumah panggung ini rumah Haji Yahya, karna dimasa itu rumah ini ditempati oleh H. Yahya seorang tauke getah karet yang terkenal dimasanya. Rumah ini sangat unik karna banyak sejarah yang tersimpan didalamnya.
Peninggalan yang sangat bersejarah ini sangat memprihatinkan karna tak ada perhatian khusus dari pemerintah Pekanbaru. Rumah yang sudah dibangun sebelum terjadinya kemerdekaan ini tidak diperdulikan keberadaannya, terlantar dengan segala keprihatinan, hanya kegiatan tenun yang digerakkan oleh sanggar tenun itulah yang mengisi keseharian rumah bersejarah Haji Yahya ini.
Melihat rumah bergaya kuno diantara modernisasi saat ini mengingatkan kita bahwa sejarah sangat penting diketahui, jangan sampai generasi-generasi baru ini tidak mengetahui sejarah daerah sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar