Bangunan Tua Berjuta Cerita
Oleh : Fenny Dwi Yanti
Dibangun
pada tahun 1887 rumah panggung 2 tingkat yang terbuat dari kayu masih berdiri kokoh
diantara bangunan-bangunan modern disekelilingnya. Bangunan tua ini bukan hanya
sekedar bangunan tanpa cerita. Berjuta cerita tersimpan didalamnya. Bangunan
yang bercat kan coklat dengan 2 jendela sebelah atas yang hanya berupa
tiang-tiang kayu, dan ada 2 jendela didepan, 2 jedela disebelah kiri rumah, dan
1 jendela disebelah kanan rumah, yang saat itu terbuka lebar. Atap rumah ini
bergayakan atap limas khas Riau.
Terlihat
seorang wanita paruh baya sedang asyik menyapu halaman rumah. Rumah yang saat ini tiang penyangga nya sudah
diganti menjadi tiang semen,tidak lagi tiang kayu seperti awal berdiri rumah tersebut, namun itu
tidak mengurangi nilai aslinya. Ketika memasuki pintu masuk seketika terbawa
pada suasana zaman dahulu, terlihat diruang depan 2 alat untuk menenun yang
saat ini masih digunakan. Rumah yang
dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan bahan logistic dan dijadikan
sebagai dapur umum kini rumah ini sudah beralih fungsi menjadi sanggar tenun
yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pekanbaru yang sudah menghasilkan banyak
tenunan tradisional. Bergeser sedikit dari ruang depan kita akan melihat seperti pembatas
antara ruang depan dan ruang tengah yang menggunakan pintu yang bergaya persis
seperti jendela rumah,dikedua sisi pada sekat itu terdapat lemari kaca yang
berisikan hasil tenunan warga disanggar. Dan ketika memasuki ruang tengah pun
kita bisa melihat 2 alat tenunan yang biasa digunakan warga disanggar ini. Pada
ruang tengah ini disebelah kiri rumah terdapat 2 ruang kamar yang biasa
digunakan oleh Haji Yahya. Seperti yang terlihat dari depan rumah ini
bertingkat dua, tingkat kedua pada rumah ini dahulunya digunakan untuk kamar
tamu, dan berdasarkan cerita tokoh masyarakat disekitar lantai atas dari rumah
itu dahulunya ketika senja datang anak perempuan biasanya melihat suasana senja
dari atas.
Suasana
diruang itu terlihat sepi,tidak ada terlihat kegiatan menenun yang mereka
lakukan, karna kegiatan menenun biasanya dilakukan sekitar pukul 10.00 dan saat
kami menghampiri rumah tenun itu masih pagi sekitar pukul 08.00.
Warga-warga
menyebut rumah panggung ini rumah Haji Yahya, karna dimasa itu rumah ini
ditempati oleh H. Yahya seorang tauke getah karet yang terkenal dimasanya.
Rumah ini sangat unik karna banyak sejarah yang tersimpan didalamnya.
Peninggalan
yang sangat bersejarah ini sangat memprihatinkan karna tak ada perhatian khusus
dari pemerintah Pekanbaru. Rumah yang sudah dibangun sebelum terjadinya
kemerdekaan ini tidak diperdulikan keberadaannya, terlantar dengan segala
keprihatinan, hanya kegiatan tenun yang digerakkan oleh sanggar tenun itulah
yang mengisi keseharian rumah bersejarah Haji Yahya ini.
Melihat
rumah bergaya kuno diantara modernisasi saat ini mengingatkan kita bahwa
sejarah sangat penting diketahui, jangan sampai generasi-generasi baru ini
tidak mengetahui sejarah daerah sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar